RINGKASAN BUKU TEOLOGI PERJANJIAN BARU DONALD GUTHRIE


RINGKASAN
TEOLOGI PERJANJIAN BARU I
(ALLAH, MANUSIA, KRISTUS)



PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG PERJANJIAN BARU

Ada tiga macam sumber yang menjadi sasaran penelitian latar belakang, yaitu PL, tulisan-tulisan Yahudi Palestina dan tulisan-tulisan Helenistik. Bobot nisbi masing-masing sumber tersebut akan dibahas di bawah ini.
            Penyelidikan tulisan PB secara sepintas memperlihatkan adanya kaitan yang erat antara PL dan PB. PB tidak mungkin dimengerti dengan benar apabila PL dibuang. Banyaknya kutipan PL dalam PB menunjukkan betapa besar arti kesinambungan yang menghubungkan zaman Kristen dengan zaman PL.
ALLAH


A.    ALLAH  SEBAGAI PENCIPTA, BAPA DAN RAJA
Perjanjian Baru tidak berusaha untuk membuktikan keberadaan Allah. “Bukti-bukti teistik” berasal dari masa dan kemudian, yaitu pada masa di tulisnya apologetika dan disusunnya teologi sistematik. Teologi PB di mulai dengan beberapa keyakinan yang besar, yakni bahwa Allah ada, bahwa Dia menciptakan manusia dan terus menerus menaruh perhatian pada manusia. Memang keseluruhan struktur pemikiran orang Kristen purba menerima keyakinan-keyakinan ini sebagaimana adanya
a.       Allah sebagai Pencipta
Tidak ada keraguan bahwa orang-orang Kristen meyakini tanpa memperdebatkan bahwa Allah adalah pribadi yang memulai alam semesta ini. Meraka mengambil alih keyakinan ini dari PL dan juga dari pengajaran Yesus. Pernyataan yang peling jelas dari pernyataan Yesus di catat dalam kitab-kitab injil sinoptik mengenai tema ini terdapat dalam Markus 13:19 (“sejak awal dunia, yang di ciptakan Allah”).

b.      Allah sebagai Bapa
Ajaran tentang kebapaan Allah adalah ajaran yang paling khas dalam PB dan khususnya dalam ajaran Yesus. Pada masa itu, orang-orang penyembahan berhala beribadah kepada dewa-dewanya dalam suasana ketakutan, tetapi pandangan Kristen tentang kebapaan Allah memberikan unsure kemesraan kedalam hubungan manusia dengan Allah yang tidak ada bandingannya dalam dunia kafir.
c.       Allah sebagai Raja dan Hakim
Di dalam keseluruhan PB ditemukan keyakinan bahwa Allah adalah Raja. Konsep ini khususnya terpusat dalam ungkapan “Kerajaan Allah” atau “Kerajaan surge” pengertian konsep ini secara utuh akan dibahas dalam bagian mengenai misi Kristus, tetapi jelas bahwa konsep kerajaan itu menunjukkan adanya seorang Raja yang memerintah rakyatnya.

B. SIFAT-SIFAT ALLAH
a.       Kemuliaan Allah
Dalam PB sering dikemukakan pengungkapan-pengungkapan yang berkenan dengan kemuliaan Allah dan terasa di belakang pengungkapan-pengungkapan itu terdapat latar belakang PL yang kuat. Kata Ibrani untuk “kemuliaan” (kavod) mula-mula digunakan untuk hal-hal yang mempunyai arti kemegahan, kehormatan, atau sifat yang menonjol, tetapi segera memperoleh arti yang khusus pada waktu diterapkan pada Allah.
b.      Hikmat dan pengetahuan Allah
Penulis-penulis Yahudi sering berbicara tentang hikmat, tetapi tidak membicarakannya sebagai sifat Allah melainkan sebagai sesuatu yang berasal dari Allah. Hikmat itu dilukiskan sebagai kecemerlangan terang Allah yang kekal.
c.       Kekudusan Allah
Sifat Allah yang paling khas dalam PL ialah kekudusanNya. Walaupun bangsa-bangsa, benda-benda dan tempat-tempat di sebut kudus, tetapi ini hanyalah arti “dikhususkan bagi Allah”, sebenarnya hanya Allahlah yang kudus.


d.      Kebenaran dan keadilan Allah
Konsep yang terakhir ini mengandung gagasan bahwa Allah tidak memihak-mihak, tidak membeda-bedakan. Sulit bagi orang-orang Yahudi untuk menerima gagasan ini, karena mereka yakin bahwa Israel adalah bangsa yang dikasihi Tuhan, sehingga mereka merasa bahwa mereka lebih ungggul dari pada bangsa-bangsa bukan Israel dalam pandangan Allah.
e.       Kasih dan anugerah Allah
Keyakinan bahwa Allah adalah Allah yang pengasih merupakan keyakinan yang mendasari semua bagian PB. Keyakinan ini mempunyai dasar yang kuat dalam PL dan dalam tulisan-tulisan Yahudi, tetapi dalam PB hal ini diperjelas dan mempunyai peranan yang lebih menonjol.


MANUSIA DAN DUNIANYA



 A. Pandangan Dunia Kuno Tentang Manusia
1. Perjanjian  lama
Dalam bagian sebelumnya, mengenai ajaran tentang Allah, telah ditunjukkan bahwa PB menerima tanpa mempersoalkan pandangan PL mengenai Allah sebagai Pencipta. Dengan demikian manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan Allah. Manusia diciptakan dengan memiliki tubuh secara fisik. Ia digambarkan sebagai debu tanah (Kej 2:7; 3:19). Meskipun pandangan modern menganut   proses  evolusi  sebagai teori asal mula segala sesuatu, tetapi kesaksian PL secara jelas menyatakan bahwa manusia memiliki  keunggulan yang khusus diatas binatang-binatang yang juga adalah ciptaan. Fakta untama yang   terungkap dari   PL ialah bahwa semua manusia berdosa. Kisah tentang kejatuhan Adam serta akibat-akibatnya merupakan suatu bentuk ringkasan kisah tetang pengalaman manusia pada umumnya.


2. Agama  Yahudi
Catatan singkat diatas tentang manusia dalam PL berpusat pada kejadian-kejadian pada masa lalu dan masa sekarang. Tidak banyak yang dikemukakan PL mengenai nasib akhir manusia secara individu pada masa yang akan datang. Dengan kebebasan kemauan yang dimilikinya, manusia dapat mengalahkan pengaruh yang merugikan dari  yang ada dalam dirinya. Nampaknya ben sira menganggapa bahwa kecenderungan untuk berbuat jahat itu diciptakan Allah walaupun ia tidak menguraikan kesimpulan logisnya.  Hal ini dikemukakan kemuadian dalam tulisan midrasyim. Dalam tulisan tersebut Allah dipandang sebagai pencipta dan hukum taurat dianggap sebagai jalan keluar untuk melepaskan diri   dari kuasa itu. Dalam  bagian yang lain nampaknya ben sira ingin menyamakan iblis dengan manusia itu sendiri. Meskipun demikian disitu juga dikutip tentang kerapuhan manusia sebagai alasan atas ketidakmampuan manusia mengatasi yester hara.
3. Helenisme
Apabila kita mempelajari pandangan Yunani mengenai manusia, kita dihapkan pada bentuk dualism yang berbeda sama sekali; kunci mengenai hal ini terdapat dalam teori plato mengenai gagasan-gagasan. Bentuk dualisme ini sangat berpengaruh dalam pikiran orang-orang Yunani pada masa didirikanya jemaat kriten dan merupakan faktor utama dalam perkembangan bentuk gnostisisme pada abad ke dua. Karena itu pergumulan manusia dapat dianggap sebagai pergumulan antara akal budinya dengan bagian tubuh jasmaninya yang lain.
Karena itu pergumulan manusia dapat dianggap sebagai pergumulan antara akal budinya dengan bagian tubuh jasmaninya yang lain. Walaupun plato tidak melangkah sejauh penganut-penganut gnostik yang menganggap segala materi bersifat jahat, namum ia berpendapat bahwa tubuh itu merupakan suatu dunia kejahatan. Tentu saja menurut pikiran ini para ahli filsafat mempunyai kesempatan lebih besar dari pada orang biasa untuk memperoleh keselamatan.   
B. Dunia
1. injil sinoptik
Dalam kitab- kitab Injil sinoptik kata kosmos digunakan dalam pengertian; planit bumi”, atau dalam dalam pengertian dunia manusia.  Tentu saja hal itu dapat mempunyai arti suatu sikap hidup yang materialistis, sepertiyang dikemukakan dalam (Lukas 12:30), yang berbeda dengan sikap hidup yang mengutamakan kerajaan Allah. Dikatakan juga bahwa seluruh dunia ini merupakan tantangan sasaran pemberitaan injil.
Sama sekali tidak terdapat gagasan mengatakan bahwa dunia itu sendiri adalah jahat. Namun pada waktu Yesus dicobai, iblis menawarkan semua kerajaan dunia untuk diberikan kepada-Nya (Matius 4:8-9), tawaran ini mendukung pandangan bahwa dunia ada dlam kuasa iblis tetapi hal ini merupakan suatu konsep yang berbeda dengan pandangan gnostik yang mengatakan bahwa pada dasarnya materi itu sendiri adalah jahat.
2. Tulisan Yohanes
Konsep “dunia” dalam kitab injil Yohanes memegang peranan yang lebih penting dalam menyajikan berita tentang Yesus dibandingkan dengan kitab- kitab injil sinoptik. Yohanes menggunkan kata tersebut dalam arti yang beraneka ragam. Dalam penggunaan istilah “kosmos” dalam arti orang-orang. Apabila dikatakan bahwa Allah mengasihi dunia ini, maka jelaslah bahwa yang dimaksudkan adalah dunia manusia, yang mampu percaya kepadanya.
3. Kisah Para Rasul
Dalam kisah para rasul, seperti juga dalam kitab injil sinoptik, keberadaan roh jahat diakui  secara pasti. Iblis disebutkan 3 kali (Kis 5:3; 13:10; 26:18). Ada beberapa kasus kerasukan roh jahat yang tercatat dalam Kisah Para Rasul, meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit daripada yang tercatat dalam kitab injil sinoptik. Meskipun demkian orang dibabaskan dari kuasa jahat yang terjadi dalam pelayanan Yesus. Pengusiran setan dilakukan oleh rasul-rasul (Kis 5:16), mereka melakukan pengusiran setan ini dibeberapa tempat yang terpisah jauh  Yerusalem, samaria, filipi, efesus.  
4. Paulus
Pandangan Paulus tentang penciptaan  ialah bahwa Allah sendiri yang menciptakan segala sesuatu (Rom 1:25). Namun lebih kanjut ia menghubungkan Kristus juga dalam penciptaan  yaitu sebagai palaku dalam penciptaan (Kol 1:15). Sesungguhnya paulus memandang ciptaan itu bukan saja sebagai sesuatu yang diciptakan oleh Kristus tetapi juga diciptakan untuk dia. Paulus memandang bumi berpusat pada Kristus bukan pada manusia. Penggunaan kosmos dalam arti dunia manusia, ini merupakan ciri khas PB. Arti inilah yang  paling dimaksudkan oleh Paulus pada waktu ia berbicara tentang Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa (I Tim 1:15).
Tetapi Paulus tidak mendukung pendapat bahwa dunia pada dasarnya adalah jahat. Ia melihat orang Kristent sebagai cahaya ditengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya yang hidup di dunia (Fil 2:15).
5. Ibrani
Surat ibrani ini memberikan banyak penjelasan mengenai malaikat-malaikat. Penulis  ini merasa perlu untuk membuktikan keunggulan Kristus atas malaikat-malaikat, mungkin karene beberapa orang terlalu banyak menaruh perhatian pada mereka (Kol 2:18). Ia berpendapat bahwa tugas malaikat ialah menyembah Allah. (Ibr 1:6). Ada dua buah pernyataan yang meyebutkan tentang fungsi malaikat dalam Ibr 1:7 malaikat-malaikat di umpamakan sebagai “bagai” dan nyala api” Maz 104:4 dan mereka dianggap sebagai pelayan-palayan. 
C. Manusia dalam dirinya sendiri
1. Kitab-kitab Injil  Sinoptik
Titik tolak kita dalam mempertimbangkan pokok pembahasan mengenai manusia ialah bahwa Yesus sebagai manusia secara utuh memperlihatkan citra manusia yang sempurna. Bukti tentang Yesus sebagai manusia yang sejati akan di bahas dalam bagian tentang kristologi dan tidak akan diteliti disini. Namun hal-hal yang menonjol dalam kemanusian Kristus perlu diperhatikan-pengaruhNya yang kuat terhadap orang-orang lain. Dalam catatan kitab- kitab injil, Yesus menonjol melebihi orang-orang lain sebagai manusia yang unik. Diri-Nya merupakan tolok ukur bagi semua manusia lainnya. Pembahasan PB tentang kemanusiaan yang sejati berbeda sekali dengan pembahasan modern mengenai manusia. Gambaran dalam injil Yohanes yang selalu mencatat komunikasi antara Bapa dan Anak, menunjukkan hal ini secara lebih jelas. Hal ini diperlihatkan juga dalam kitab-kitab injil sinoptik, dalam Mat 11:25.


a.      Keunggulan manusia atas binatang
Pada waktu Yesus berkata, “kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. (Mat 10:31). Ia memperlihatkan suatu perbandingan yang tidak perlu dipersoalkan lagi. Pandangan yang sama terlihat juga dalam kecaman Yesus kepada mereka yang mempersoalkan tetang penyembuhan seorang pada hari sabat, padahal mereka sendiri akan menyelamatkan hewan mereka pada hari sabat apabila hewan tersebut jatuh ke dalam lobang (Mat 12:10, 11).
b.      Nilai manusia yang sangat besar di hadapan Allah
Tidak ada kesan bahwa Yesus mendukung pandangan yang mengatakan bahwa lingkungan yang sempurna dapat membawa pada perwujudan potensi  manusia secara sempurna pula. Misi Yesus didasarkan pandangan yang menganai keadaan manusia sebagaimana adanya. Pada waktu ia berkata bahwa memiliki tubuh yang cacat lebih baik kehilangan hidup (Mrk 9:43-47).  
c.       Pandangan Yesus mengenai “daging”
Apa yang menajiskan seseorang ialah yang keluar darinya dan bukan yang dari luar dirinya (Mrk 7:14). Kenajisan itu berasal dari pikiran manusia bukan dari dagingnya. Namun daging itu sendiri dipandang sebagai sesuatu yang rela melayani pikiran manusia karena daging itu lemah (Mat 26:41). Dalam catatan Lukas kata “daging dan tulang” membedakan Yesus yang sudah bangkit (Luk 24:39).
d.      Pandangan Yesus mengenai manusia dalam masyarakat
Yesus sendiri merasa prihatin terhadap orang- orang terendah dalam masyarakat, terhadap orang-orang miskin dan melarat, terhadap orang-orang tuli, orang buta dan orang lumpuh (Mat 11:4). Seseorang dalam bersikap dan bertindak harus memperhitungkan tanggung  jawabnya dalam masyarakat.   
2. Tulisan-tulisan  Yohanes
Ajaran tentang manusia terdapat dalam kitab injil Yohanes sangat berhubungan erat dengan perbedaan besar antara Allah dan dunia. Namun gagasan utama dalam kitab injil Yohanes, seperti dalam kitab injil sinoptik adalah bahwa manusia makhluk yang diciptakan Allah. Allah adalah terang dan sumber kehidupan manusia (Yoh 1:4). Orang-orang yang tidak memiliki terang itu tidak diterangi. Gambaran Yesus menurut Yohanes ialah gambaran seorang manusia yang berada dalam puncak kemuliaan-Nya (Yoh 1:14).
3. Kisah Para Rasul
Dalam kisah para rasul manusia dipandang sebagai makhluk yang harus taat kepada Allah (Kis 5:29,32). Ketidaktaatan orang-orang Israel kepada Allah merupakan salah satu tema utama dalam pembelaan stefanus (Kis 7:39). Hal ini tidak didasarkan atas konsep tanggung jawab bersama, tetapi atas pengulangan sejarah. Kesadaran ini tidak mudah diterimah terutama dalam lingkungan Yahudi.
4. Istilah-istilah manusia
a.      Psukhe (nyawa)
Paulus menggunakan istiah ini tidak terlalu penting, ia hanya menggunakannya sebanyak 13 kali, digunakan hanya untuk menunjukkan hidup manusia (Rom 11:3;16:4, Fil 2:30). Menurut Paulus jiwa tidak mungkin ada tanpa hadirnya tubuh dan sebaliknya. Paulus memang tidak mungkin memakai kedua pengertian itu dalam penjelasannya mengenai seorang pribadi yaitu pribdi keseluruhan.
b.      Pneuma (roh)
Disini tidak membicarakan pengertian pneuma sebagai gambaran tentang pengaruh atau karunia rohani dalam kehidupan orang-orang percaya. Dalam pengertian ini pneuma bertentangan langsung dengan sarx (daging). Paulus memakai istilah pneuma dalam arti yag lebih luas dan bukan psukhe, karena dorongan oleh pengalaman pertobatannya yang jelas oleh Allah. Dan istilah pneuma itu terlalu terpusat pada manusia sehingga tidak begitu sesuai dengan tujuan Paulus.
c.       Kardia (Hati nurani)
Istilah kardia digunakan dalam arti batin manusia yang utuh. Paulus memandang hati manusia sebagai pelaku iman yang menunjukkan penyerahan seluruh pribadi seseorang kepada Kristus. Allah telah membuat terang-Nya bercahaya di dalam kardia supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus (2 Kor 4:6; Ef 1:18). Karena kardia dalam bahasa aslinya tidak melayani Allah, maka tidak mengherankan kalau ditemukan pernyataan kelaliman hati. Kata kardia kadang-kadang berarti “kehendak” mis (I Kor 4:5) yang menyatakan bahwa Allah akan memperlihatkan apa yang direncanakan did lam hati (I kor 7:37).
d.      Nous  (akal budi, pikiran)
Kata nous mempunyai pengertian konotasi yag jelas, namum Paulus menggunakan kata tersebut ia memakai cara khas ibrani. Bahwa nous itu merupakan yang universal dari manusia. Apabila nous (akal budi) tidak mengakui Allah, maka nous itu menjadi rendah (adokimos) dan mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang tidak pantas (Rom 1:28).
e.       Suneidesis (hati nurani, suara hati)
Ini berhubungan akal budi,arti dasar kata itu ialah pengetahuan suatu tindakan, disertai penilaian tentang tindakan itu. dalam surat kiriman Paulus, kata suneidesis digunakan dalam berbagai makna:
1.      Dalam Rom 2:15 ia berbicara tentang orang bukan Yahudi bahwa “suara hati mereka turut bersaksi dan suara hati mereka saling menuduh atau saling membela”
2.      Dalam Rom 9:1; II Kor 1:12 mengatakan bahwa suara hatinya turut bersaksi, tetapi hal itu dilakukannya hanya sebagai penekanan.
3.      Fungsi suara hati, meskipun sudah jelas, tidak untuk membenarkan diri sendiri karena menghakimi  ialah Tuhan (1 Kor 4:4).

f.       Sarx (daging)
Dalam penggunaan kata sarx, terdapat aspek ganda yang berhubungan dengan dosa. Manusia yang dilihat sebagai sarx ialah manusia sebagai anggota dunia jahat yang sekarang ini (Gal 1:4). Pandangan paulus mengenai keselamatan mencakup pembebasan manusia dari keadaan dunia sekarang ini, dari manusia yang dianggap sarx menjadi manusia yang rohani (pneuma).

g.      Soma (Tubuh)
Tujuan yang sesungguhnya dari tubuh itu ialah sebagai bait Roh Kudus, karena itu Allah dapat dimuliahkan dalam tubuh itu (1Kor 6:19-20). Hal ini langsung membedakan tubuh dengan daging dan memperlihatkan bahwa soma lebih unggul daripada daging. Beberapa ahli teologi mengaburkan ajaran Paulus mengenai “tubuh” berarti manusia yang seutuhnya. Menurut pandangan ini ”tubuh” tidak berarti tubuh jasmani.
5. Paulus: Pokok-pokok lain
Dapat disimpulkan pendekatan Paulus sebagai berikut:
1.      Memandang manusia sebagai makhluk, namun sebagai makhluk yang diciptaan  menurut dan gambar danrupa Allah.
2.      Manusia dalam keutuhannya diharapkan untuk memuliahkan Allah.
3.      Bagaimanapun manusia tidak dapat membebaskan diri dari tanggung jawab atas penolakannya terhadap Allah, karena sudah memberikan kemampuan untuk mengerti.
4.      Mebedakan manusia duniawi dan manusia rohani

a.       Hubungan antara laki-laki dan perempuan
Menurut pandangan Paulus mengenai hal ini adalah sebagai berikut; manusia pertama  laki-laki dan perempuan diciptakan menurut gambar dan mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan.
b.      Gambaran Allah
Manusia telah kehilangan kemuliaan-Nya karena dosa tetapi gambaran Allah itu tidak seluruhnya terhapus.
6. Surat ibrani
Dalam surat ibrani tidak ada pertentangan antararoh ddan daging seperti yang terdapat dalam surat Paulus (Ibrani 2:24) dipakai untuk menggambarkan keadaan manusia yang dimiliki oleh semua orang dan yang juga dimiliki oleh Yesus pada waktu ia menjadi manusia.
 Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan alamiahnya hati nuraninya tersebut tidak sempurna (Ibr 10:2).seluruh kehidupan orang Kristen merupakan kehidupan yang menjaga supaya hati nuraninya tetap baik (Ibr 9:14).
D. MANUSIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH
1.  Kitab-kitab Injil Sinoptik
a.       Aneka ragam segi dosa menurut istilah yang dipakai
Kata yang umum dipakai untuk dosa (hamartia) muncul dalam beberapa dalam kitab-kitab injil Sinoptik. Suatu istilah lain yang dipakai untuk menyatakan bahwa manusia berutang. Dalam doa “Bapa kami” disampaikan permohonan “ampunilah kami akan kesalahan kami” Mat 6:12 kata ini diterjemahkan ‘kesalahan’ ialah ofeilema berarti utang. Dalam hal ini kedurhakaan merupakan suatu keadaan batin. Kecaman Yesus terhadap orang yang munafik itu begitu keras sehingga ia mengajukan pertanyaan, bagaimana mungkin kamu meluputkan diri dari hukuman neraka (gehenna) Mat 23:23.
b.      Petunjuk lain tentang dosa manusia
Dalam suatu perumpamaan, Yesus mempertentangkan sikap seorang Farisi yang membenarkan diri dengan sikap seorang pemungut cukai yang mengakui keadaan dirinya sebagai manusia berdosa. (Lukas 18:9-14).
Dalam ajaran Yesus hukuman yang paling dasyat terhadap sikap membenarkan diri. Mat 23 tetapi yang ditekankan disini ialah kesalahan-kesalahan yang disebabkan sikap manusia yang terlalu percaya pada kemampuan dirinya sendiri; penekanan ini mempertajam perhatia terhadap penghakiman yang tidak terelakkan (Mat 23;19;24:26).
c.       Pandangan Yesus tentang dosa manusia
1.      Dosa meliputi semua manusia
2.      Dosa itu bersifat batiniah
3.      Dosa berarti perbudakan
4.      Dosa berarti perbudakan
5.      Dosa sepatutnya mengakibatkan hukuman
2. Tulisan –tulisan Yohanes
a.       Pengertian dosa
Kata umum untuk dosa hamartia hampir selalu dipakai dalam bentuk tunggal biasanya berarti keadaan berdosa dan bukan dosa-dosa secara pribadi.
1.      Dosa sebagai keadaan manusia yang terasing dari Allah
2.      Dosa sebagai ketidakpercayaan
3.      Dosa sebagai ketidaktahuan
4.      Dosa mendatangkan maut
5.      Dosa meliputi semua manusia
6.      Dosa sebagai kedurhakaan

b.      Masalah dualisme
Menurut Yohanes tidaklah benar untuk memisahkan secara tajam antara pandangan vertical dan horizontal. Namun injil Yohanes sama sekali tidak ada pertentangan yang mendasar diantara kedua pandangan tersebut. Menurut injil Yohanes raja dunia ini digambarkan sebagai musuh yang sudah dikalahkan, walaupun semua orang yang tidak percaya masih berada di bawah pengaruhnya. Kristus menjadi pusat dalam Injil Yohanes.
 3. Kisah Para Rasul
Kata poneros (Kis 17:5; 18:14; 25:18) lebih berhubungan dengan tindakan kriminal daripada dengan tindakan dosa secara umum. Kata kakas juga dipakai secara khusus untuk tindakan penganiayaan  yang dilakukan oleh Saulus (Kis 9:13). Kata kikia (Kis 8:22) yang menceritakan tentang petrus yang mengajak simon si tukang sihir bertobat dari kejahatannya.  
4. Paulus
Paulus mengungkapkan gagasan tentang dosa dan kemudian membahas tema memperlihatkan bahwa dosa itu hampir seperti suatu pribadi. Mempelajari ajaran Paulus mengenai hubungan antara dosa dan daging, dosa dan maut, tanggung jawab, penghukuman dan asal mula dosa.
a.       Pengertian dosa
Kata hamartia digunakan secara umum dalam pengertian perbuatan-perbuatan dosa dan di pakai dalam bentuk jamak dan tunggal.
Bentuk tunggal dari hamartia hampir selalu mengambarkan keadaan berdosa dan bukan berarti suatu tindakan membuat dosa.
1.      Dosa sebagai utang
Pengertian dosa sebagai utang yang harus di tebus dengan cara memperbanyak  perbuatan baik, sama sekali tidak terdapat dalam tulisan-tulisan paulus.
2.      Dosa sebagai pelangaran
            Paulus memakai kata parabasis sebanyak lima kali, dandari pemakaian itu kita mendapat kesan bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus.
3.      Dosa sebagai kedurhakaan
           Jika dosa merupakan penyimpangan dari dari jalan yang sudah diketahui, maka dosa dapat memburuk menjadi kedurhakaan, sebagaimana tampak secara khusus dalam pemakaian kata anomia.
4.      Dosa mencakup perbuatan-perbuatan lahiriah dan sikap-sikap batin
          Paulus dan orang-orang yahudi yang sezaman denganya sama-sama senang menyusun daftar perincian tentang dosa, yaitu meliputi perbuatan dan sikap. Hal ini memperlihatkan betapa luasnya tafsiran paulus mengenai dosa.
5.      Dosa sebagai tuan
         Paulus memakai ungkapan “hamba dosa”(Rom 6:16-17) untuk menjelaskan keadaan manusia yang terbelenggu.
6.      Dosa sebagai kepalsuan
             Dalam Rom 1:18 kejahatan jelaslah sebagai penindasan terhadap kebenaran. Disamping itu orang jahat telah menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan telah menyembah makhluk ciptaan bukan pencipta.
b.      Pengertian suatu dosa sebagai suatu pribadi
            Paulus dapat berbicara seakan-akan tubuh manusia sudah menjadi milik dosa (Rm 6:6)      Paulus bebicara tentang dosa yang mendapat kesempatan karena adanya perintah, seakan-akan mengupayahkan adanya rupa-rupa keinginan membangkitkan keinginan melakukan perbuatan mental yang berdosa.
c.       Dosa mencakup semua manusia
            Ini ditegaskan dalam Rom 5:12 pandangan Paulus mengenai peranan Adam dan masalah dosa, tak dapat disangkal Paulus menerima dan mengakui bahwa semua orang harus mengalami  kematian.
d.      Dosa dan daging
          Karena manusia berpaling dari  Allah, maka sarx menyimpang kea rah dosa; sebenarnya sarx tidak dapat menghindari diri dari perbuatan dosa.
e.       Dosa dan tanggung jawab manusia
            Mencerminkan keayakinan bahwa manusia harus mempertanggung jawabkan dosanya, terutama aspek dosa yang dipandang sebagai pemberontakan terhadap Allah.
f.       Dosa dan hukuman
           Akibat dosa sering disebut Paulus ialah maut. Maut dianggap musuh terahkir (1Kor 15:56). Kematian yang merupakan satu-satunya kesudahan dosa (Rom 6:21) benar-benar bertentangan kehidupan yang diberikan sebagai karunia melalui Kristus.
g.      Asal mula dosa dalam diri mannusia
1.      Tidak beranggapan bahwa manusia diciptakan dengan keadaan yang berdosa.
2.      Diperlihatkan bahwa seluruh manusia telah berbuat dosa
3.      Hubungan  erat dengan dosa ialah maut
5. Surat ibrani
a.       Dosa dan dosa-dosa
Istilah untuk dosa dalam bentuk jamak, hamartia digunakan untuk menghubungkan system pengorbanan dengan kebutuhan manusia (Ibr 9:26; 13:11)
b.      Dosa sebagai ketidakpercayaan dan ketidaktaatan
Ia memandang ketidaktaatan bangsa israel, sehingga mereka akan menyadari akan beratnya akibat yang menimbulkan jika mereka sendiri menyerah pada ketidaktaatan yang serupa.
c.       Segi-segi dosa yang lain
Tugas seorang iman besar adalah demi “pelanggaran-pelanggaran yang dibuat oleh aumatnya dengan tidak sadar”(Ibr 9:7).

YESUS KRISTUS (KRISTOLOGI)

YESUS SEBAGAI MANUSIA
2.1  Yesus Sebagai Manusia Sejati
            Dalam kitab-kitab Injil sinoptik kita mendapat tiga gambaran mengenai Yesus dari Nazaret. Dalam masing-masing penggambaran tersebut terdapat perbedaan dalam banyak hal, namun semuanya berpusat pada manusia yang sama. Diantara ketiga Injil sinoptik, hanya Markus yang memberikan petunjuk dalam kata-kata pembukaannya dengan memperkenalkan seseorang yang lebih dari seorang manusia, namun di antara ketiga penulis lainnya itu, Markuslah yang lebih memusatkan perhatiannya pada Yesus sebagai manusia. dengan mengikutsertakan kisah kelahiran Yesus, (lihat bagian mengenai kelahiran dari anak dara pasal 16:1). Catatan mengenai kelahiranNya menggambarkan Yesus dalam keluarga manusia yang biasa, yang juga mengalami semua permasalahan yang biasa terjadi. Peristiwa pada masa kanak-kanak Yesus yang diceritakan, memperlihatkan keadaan keluarga yang bersifat manusia biasa, yaitu kecemasan orang tua karena kehilangan anaknya.  
            Ketiga kitab Injil sinoptik menganggap pembaptisan Yesus sebagai permulaan pelayananNya. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan persamaan Yesus dengan orang-orang yang datang untuk dibaptis oleh Yohanes.           
2.2  Yesus Sebagai Manusia Yang Tidak Berdosa
            Dalam rangka menyelidiki kemanusiaan Yesus, kita harus memikirkan juga keterangan PB yang jelas mengenai keadaanNya yang tidak berdosa. Tidak ada catatan yang khusus dalam kitab-kitab  Injil sinoptik mengenai pernyataan Yesus sendiri bahwa ia tidak berdosa, tetapi ada tanda-tanda di dalamnya yang mendukung ketidak berdosaan Yesus itu. Yesus tidak pernah membuat pengakuan dosa.  
            Tuhan Yesus memperlihatkan sikap penolakan yang peka terhadap dosa, misalnya pada waktu ia menghardik usaha Petrus yang salah yang ingin membelokan Dia dari Konsekuensi misiNya sebagai Mesias.  
MESIAS
3.1  Gelar Mesias
a.  Gelar Yesus Sebagai Mesias
Gelar-gelar Kristus dapat dibagi secara sederhana, yaitu yang mengandung dan yang tidak mengandung gelar Mesianis. Kata “Mesias” dalam konteks ini berarti tokoh pembebasan (penyelamat) yang diharapkan orang Yahudi, yaitu seorang yang akan menjadi wakil Allah untuk pembentukan suatu zaman baru bagi umatNya. Kata Mesias berasal dari bahasa Ibrani dan juga bahasa Yunani untuk kata itu adalah “Khristos” (berarti yang diurapi) dari hal ini terlihat bahwa Yesus dipandang sebagai orang yang secara khusus ditahbiskan untuk tugas yang tertentu. Dari penyelidikan di atas mengenai pemakaian gelar Mesias kepada Yesus, kita telah melihat bahwa jemaat PB percaya sekali bahwa Yesus menggenapi pengharapan yang lama akan kedatangan seorang penyelamat.  
b.  Anak Daud
            Gelar Anak Daud erat kaitannya dengan gelar Mesias. Gelar itu muncul beberapa kali dalam PB, dan ada petunjuk-petunjuk tambahan bahwa orang-orang Kristen mula-mula mengakui pentingnya asal usul Yesus dari keturunan Daud. Gagasan tentang Mesias sebagai raja dari keturunan Daud dapat ditelusuri dari janji Allah kepada Daud dalam II Samuel 7:6. Bukti bahwa gelar Anak Daud digunakan oleh orang banyak terutama terdapat dalam kitab Injil Matius.  


3.2  Yesus Sebagai Hamba
            Konsep hamba yang menderita dengan jelas memainkan peranan penting dalam pengertian kita tentang karya Kristus. Ungkapan bahasa Yunani pais theou yang berarti “Anak Allah” atau “Hamba Allah”. Tetapi tujuan kita sekarang ialah untuk menemukan fungsinya bagi ajaran tentang Kristus sebagai hamba Allah. Hamba adalah seorang pengantara, Yesus melihat perananNya sebagai hamba dengan menderita demi orang lain, yang dapat dianggap sebagai bukti yang sah bahwa Yesus menyatakan penggenapan diriNya dalam peran hamba menurut Yesaya. Beberapa orang berpedoman pada Markus 10:45-Matius 20:28 untuk mendukung konsep tentang hamba, Hamba yang dimaksud dalam kitab Yesaya adalah hamba Allah.
3.3  Anak Manusia
            Dari semua gelar Yesus dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, gelar “Anak Manusia” merupakan gelar yang paling penting. Sebutan-sebutan Anak Manusia  memperlihatkan pandangan Yesus sendiri mengenai identitasNya. Sebutan Anak Manusia yang mengarah pada kehidupan Yesus di dunia.   
            Gelar Anak Manusia dihubungkan dengan berbagai unsure yang hanya mendapat arti berdasarkan satu anggapan pokok, bahwa Yesus berpikir tentang diriNya sebagai Mesias sorgawi yang menggenapi suatu pelayanan di dunia demi manusia, yang akan mencapai puncaknya dalam kemuliaan yang terakhir
3.4  Yesus Sebagai Tuhan
            Kata Kurios (Tuan) digunakan pada masa PB sebagai gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang lebih tinggi kedudukannya. 

             

Comments

  1. Donald Guthrie ada 3 buku, jilid 1 - 3, dipembahasan ini juga masih terbatas jilid 1 saja ya Pak, dan tampaknya belum selesai (tuntas) penyariannya.

    Thanks.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

RINGKASAN BUKU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DR. E. G. HOMRIGHAUSEN DAN DR. I.H. ENKLAAR

Ringkasan Buku Dinamika Pendidikan Agama Kristen